SASTRA - Industri 4.0


PUISI

KEJAR IMPIANMU
Hari ini,
Kau bisa rasakan mentari hangat di pagi hari
Indahnya senja menyibak awan
dan..
Kau bisa rasakan sepoi angin menembus malam
Terasa sejuk namun meresahkan..

Saat ini,
Entah sedang bersuka cita atau berduka
yang pasti kau harus tahu bahwa dunia terus berputar
dan kau harus mengejar
Walaupun kau enggan berlari
tapi tuk hadapi hari kau harus berani
menjadi inspirasi ataupun berkreasi

Semakin terasa sulit
tetapi semakin terasa pahit jika kau berkelit
Persaingan semakin ketat
dan kau pun tak bisa berkutat
Lawan rasa takutmu
Lawan semua kekhawatiranmu
dan bangkitlah tuk kejar mimpimu!

(LNS)

PANTUN

Pergi ke bandung naik motor modif
Pakai jaket, bahannya tebal
Jadi mahasiswa harus kreatif
Agar mampu bersaing di era global

Jalan-jalan sore memakai sepeda
Melihat cewek memakai kemeja
Pupuklah ilmu selagi muda
Agar mudah mendapat kerja.

(RD)

CERPEN

KUHARAP INI HANYA MIMPI
Prannggg...
Aku tersentak, terbangun dari tidurku, rasanya seperti mimpi buruk berkepanjangan yang tak kunjung usai. Ku tengok ke arah luar kamarku, ibu dan ayah ribut lagi, bertengkar lagi. entah apa yang mereka ributkan aku hanya bisa terdiam dan selalu menyesali keadaan.
Perkenalkan aku Dion Alexander, biasa dipanggil Dion umurku 22 tahun. Aku kuliah jurusan Teknik Industri di salah satu Universitas di Denpasar, Bali. Aku memiliki keluarga yang lengkap, ada ayah ibu dan adik perempuan yang sangat lugu dan cantik. Dulu kami hidup rukun dan damai, bisa dibilang kami tergolong keluarga mampu, tapi semenjak ayah bangkrut dari usahanya, semuanya kacau. orangtuaku selalu saja bertengkar, setiap hari, entah apa yang diperdebatkan.
Adik perempuanku bernama Bella ia hanya bisa menangis lalu mengunci diri di kamar. Jujur, akhir-akhir ini batin kami tertekan. Tak ada kasih sayang dan tak ada kehangatan lagi.
Kuliahku pun tak beres, aku sering bolos, dan nilaiku pun anjlok. Banyak mata kuliah yang tidak lulus. Hari ke hari semuanya terasa berat. Orangtuaku semakin sering ribut bahkan bisa dibilang setiap jamnya. Aku ingin melerai tapi apa daya ayahku bisa membunuhku jika aku sok jagoan membela ibu. Ayah seseorang yang sangat kasar, ia suka main tangan dan berkata kasar. Entah kenapa ibukku bisa mencintainya tapi yang pasti jika tidak, aku tak akan ada di dunia ini.
Kadang ku lampiaskan semua kegelisahanku dengan minum-minuman keras bersama teman-teman berandalku. Rasanya lebih enjoy ketika ku nikmati semua minuman itu, terasa beban pikiran melayang entah dimana. Karena saking seringnya aku bergaul dengan anak-anak seperti itu. Aku pun jadi terjebak di dalam jeratan perbuatan negative. Aku mengkonsumsi narkoba, yang waktu itu ditawarkan oleh temanku, katanya itu bisa membuat semua beban menghilang seketika. Sudah 3 hari aku tak pulang ke rumah. Aku menginap di salah satu kost’an temanku. Aku suntuk dan jenuh jika aku pulang pasti kudapati ayah dan ibu bertengkar lagi.
Seminggu sudah aku tak pulang ke rumah, tapi aku yakin mereka pun tak akan mencariku karena mereka sudah tak peduli dengan keadaanku. Tiba-tiba hp ku berdering, panggilan suara dari Ayah, entah apa yang terjadi ayahku terus menelfon dan aku mengabaikannya saja.
Kemudian ia mengirimiku pesan singkat, memberitahukan bahwa adikku Bella gantung diri dikamarnya. Aku sempat kaget dan syok membacanya, seakan tidak percaya, aku langsung berlari dan ingin segera tiba dirumah.
Setelah sampai dirumah, ibu memeluk tubuh Bella sambil sesenggukan menangis. Ayahku hanya terdiam dan menangis melihat Bella yang sudah tak bernyawa lagi. Aku merasa ingin marah, pikiranku kacau, sedih, campur aduk. Entah apa yang terjadi hingga Bella merasa dirinya sudah tak berguna jika hidup, kudapati surat kecil dikamarnya.
“Teruntuk Ayah, Ibu dan Kak Dion”
Ayah, kuharap ayah tak akan memukul ibu lagi
Ibu, kuharap ibu tak akan bertengkar dengan ayah lagi
Kak Dion, kuharap kau cepat pulang”
Begitu pesan singkat dari adikku.
Aku segera memeluknya dan menangis.
Entah kenapa saat itu aku merasa menyesal dengan semua yang telah ku lakukan. Andai saja aku dirumah, dan menjaga Bella. Mungkin ia akan tetap kuat dan tak akan melakukan hal ini, “Maafin kakak bella, ucapku lirih. Kuharap aku segera bangun dari mimpi buruk yang panjang ini.

(LNS)

Komentar